Jakarta , EKOIN.CO – Chromebook adalah perangkat komputer mirip laptop pada umumnya, namun menjalankan sistem operasi Chrome OS buatan Google. Chrome OS dikembangkan sejak 2009, berbasis Linux, bersifat open source, dan dirancang ringan untuk penggunaan berbasis web
Sebagian besar penyimpanan di Chromebook dilakukan di cloud seperti Google Drive, sehingga kapasitas internal bisa kecil—umumnya antara 16–32 GB
Google merancang Chrome OS agar cepat, aman, dan hemat, dengan anti-virus bawaan, update otomatis, serta hanya dapat menginstal aplikasi melalui toko resmi (Google Play Store atau Chrome Web Store)
Sistem operasi ini hanya menjalankan aplikasi berbasis web dan Android, berbeda dari Windows atau macOS, dan tidak mensyaratkan spesifikasi tinggi
Chrome OS dapat mendukung produktivitas offline, misalnya lewat Gmail, Google Keep, dan Google Docs meski tanpa koneksi internet, walau lebih optimal jika online .
Chromebook umumnya memiliki baterai tahan lama, desain ringan dan portabilitas tinggi, menjadikannya cocok untuk pelajar dan pengguna mobile
Namun, Chromebook tidak cocok untuk aplikasi berat seperti Photoshop, video editing atau software khusus Windows/Mac tanpa emulator atau virtualisasi .
Google merilis Chrome Device Management (CDM) yang memudahkan sekolah mendaftarkan (enrollment) perangkat Chromebook ke domain belajar.id sebagai bagian program pendidikan .
Setelah didaftar, pengguna dapat mengakses layanan seperti mail.google.com, classroom.google.com, dan drive.google.com dengan akun belajar.id .
Panduan resmi belajar.id menjelaskan tata cara menyalakan, masuk akun, mematikan Chromebook, serta memastikan update data tetap aman saat update OS .
Chromebook pendidikan hanya dapat digunakan dengan akun belajar.id dan memiliki fitur pengelolaan oleh admin sekolah, berbeda dari Chromebook komersial .
Kemendikbudristek menganggarkan program pengadaan 240 ribu Chromebook untuk pelajar pada Juni 2021 senilai Rp 2,4 triliun melalui Dana Alokasi Khusus Fisik
Spesifikasi minimal perangkat meliputi prosesor ≥ 1,1 GHz dual-core, RAM 4 GB DDR4, penyimpanan internal 32 GB, layar 11 inci, serta dukungan USB 3.0 dan WLAN 802.11ac
Perangkat ini juga wajib memiliki garansi satu tahun dan Chrome Education Upgrade siap-aktifitas di sekolah
Menurut Pengamat Gadget Lucky Sebastian, Chromebook tidak butuh prosesor kencang dan memori besar. “Chromebook juga sama dengan laptop lain, kita bisa pilih spesifikasinya… memori internal juga banyak pilihan… bisa menggunakan memory card…”
Lucky juga menyebut bahwa Chromebook cocok untuk pelajar, terutama dalam penggunaan Google Classroom dan aplikasi gratis berbasis Android atau web
Kemendikbudristek bekerja sama dengan beberapa produsen lokal (UI, ITB, ITS, UGM dan industri) dalam merakit Chromebook “Merah Putih” untuk mendukung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 %
Program ini juga mencakup pengadaan sarana pendukung seperti router, proyektor, printer, scanner, guna memfasilitasi proses digitalisasi sekolah .
Meskipun spesifikasi rendah, Chromebook tetap dapat menjalankan aplikasi offline seperti Gmail, Google Keep, Google Docs, Slide, dan Spreadsheet tanpa internet .
Namun, bergantung pada koneksi internet membuat Chromebook kurang ideal jika jaringan belum merata di wilayah terpencil .
Beberapa pihak mempertanyakan besaran anggaran, seperti isu harga Rp 10 juta per unit vs nilai pasar sebenarnya, walaupun pemerintah menyatakan itu harga maksimal paket keseluruhan sekolah
Pemerintah mempertegas bahwa alokasi dana Rp 2,4 triliun untuk 240 ribu unit bersumber dari pusat dan daerah: Rp 1,3 triliun pusat dan sisanya dari pemda
Data IDC menunjukkan pangsa pasar Chrome OS mencapai 10,8 % secara global, lebih tinggi dari macOS, dan mengalami peningkatan setelah pandemi
Keunggulan utama Chromebook adalah keamanan tinggi, manajemen mudah via cloud, hemat daya, serta integrasi sempurna dengan layanan Google Workspace dan Classroom .
Namun keterbatasan kompatibilitas aplikasi kompleks Windows dan Mac tetap menjadi catatan; pengguna harus menggunakan emulator atau software virtualisasi
Chromebook 4G LTE buatan lokal juga tengah dikembangkan untuk mendukung konektivitas langsung tanpa perlu tethering Wi‑Fi
Menurut pengguna di Reddit, spesifikasi 4 GB RAM dan 32 GB penyimpanan sudah cukup untuk kebutuhan pembelajaran sederhana
Karena Chromebook ringan dan aman, tutor atau guru tidak perlu khawatir soal maintenance berat dan update sistem
Namun kritik utama kembali ke akses internet: di daerah terpencil atau sekolah tanpa jaringan stabil, Chromebook sulit optimal
Dalam konteks pembelajaran jarak jauh, Chromebook dianggap ideal—mudah digunakan, aman, dan hemat biaya dibanding opsi Windows yang lebih berat dan terjangkau .
Namun, untuk penggunaan kreatif seperti pengolahan grafis, multimedia atau programming kompleks, Chromebook tidak mampu menggantikan laptop Windows/Mac .
Proyek Chromebook “Merah Putih” juga diharapkan meningkatkan ekosistem industri lokal, merakit minimal 10.000–240.000 unit sesuai spesifikasi nasional .
Diharapkan pula dukungan berupa infrastruktur internet dan pelatihan bagi guru agar penggunaan Chromebook bisa maksimal di seluruh Indonesia.
Chromebook menawarkan solusi ringan, aman, dan hemat untuk pembelajaran berbasis web. Namun sangat tergantung pada ketersediaan akses internet yang merata.
Agar optimal, perlu percepatan jaringan di daerah terpencil serta alternatif 4G LTE untuk kestabilan konektivitas.
Pelatihan guru dan dukungan teknis penting agar sekolah mampu mengelola perangkat secara mandiri.
Pengadaan harus diawasi agar anggaran sesuai nilai pasar, mencegah markup berlebihan.
Untuk penggunaan lanjutan seperti multimedia atau coding, pengguna disarankan tetap menggunakan perangkat dengan OS Windows atau MacOS.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v