Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia resmi menandatangani Pernyataan Kerja Sama dalam pembentukan EU Desk. Penandatanganan dilakukan di kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, pada Rabu, 19 Juni 2025.
Inisiatif ini menjadi langkah awal memperkuat kolaborasi investasi antara Indonesia dan Uni Eropa. EU Desk akan berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi investor dari negara-negara anggota Uni Eropa yang ingin menanamkan modal di Indonesia.
Fasilitas ini mencerminkan komitmen kedua belah pihak dalam memperlancar arus Penanaman Modal Asing (PMA) dan mengurangi hambatan regulasi yang selama ini menjadi tantangan dalam iklim investasi.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menyatakan optimismenya atas langkah ini. “Kami meyakini keberadaan EU Desk akan membuka lebih banyak jalur komunikasi dan potensi kerja sama strategis yang dapat dimanfaatkan bersama,” ujar Rosan.
Ia menambahkan bahwa kehadiran fasilitas ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo untuk menyederhanakan regulasi serta mengurangi hambatan birokrasi, khususnya di bidang investasi.
Fasilitas Strategis Dorong Kemitraan Baru
EU Desk akan memberikan berbagai layanan mulai dari penyediaan intelijen pasar, panduan perizinan usaha, hingga fasilitasi kerja sama bisnis. Fasilitas ini juga akan membantu mengidentifikasi proyek-proyek investasi potensial dan mendukung harmonisasi kebijakan antara Indonesia dan Uni Eropa.
“Uni Eropa merupakan mitra penting bagi Indonesia, dan pembentukan EU Desk ini akan semakin memperkuat kolaborasi di masa mendatang,” lanjut Rosan dalam pernyataannya.
Rosan menekankan keterbukaan pemerintah terhadap kerja sama lebih luas dengan Uni Eropa. “Saya percaya bahwa dengan adanya EU Desk ini, akan tercipta lebih banyak kemitraan di masa depan. Kami siap untuk terus menjalin dan memperkuat kolaborasi dengan Uni Eropa ke depannya,” imbuhnya.
Langkah ini juga diharapkan mempercepat penyelesaian perjanjian European Union-Comprehensive Economic Partnership Agreement (EUCEPA) yang ditargetkan rampung sebelum akhir 2025.
Keberadaan EU Desk menjadi simbol keseriusan Indonesia dalam membangun kemitraan ekonomi yang lebih produktif, inklusif, dan berorientasi pada masa depan.
Dukungan Uni Eropa terhadap Ekonomi Berkelanjutan
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, menyambut positif peluncuran fasilitas tersebut. Ia menekankan bahwa EU Desk bukan sekadar sarana teknis, melainkan manifestasi dari visi bersama dalam investasi berkelanjutan.
“EU Desk bukan sekadar fasilitas teknis, melainkan representasi dari ambisi bersama untuk menghadirkan investasi yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan,” ujar Denis.
Ia menyebutkan bahwa Uni Eropa saat ini memiliki total cadangan investasi global sebesar USD11.000 miliar. Namun, porsi investasi yang masuk ke Indonesia masih relatif rendah dan perlu ditingkatkan.
“Sektor yang ingin kami kerjasamakan adalah sektor-sektor yang terkait dengan visi Astacita. Kami bukan yang terbaik di setiap sektor, tetapi kami juara di bidang energi terbarukan, air, pengolahan limbah, teknologi, dan untuk semua itu, perusahaan Eropa adalah pemimpin dunia atau nomor dua,” ungkap Denis.
Ia menambahkan, “Kami ingin mendukung upaya Indonesia dalam menarik lebih banyak FDI (Foreign Direct Investment) yang berdampak, menciptakan lapangan pekerjaan, serta mendorong kerja sama di sektor-sektor strategis yang sesuai dengan visi pembangunan nasional Indonesia.”
Data Investasi Uni Eropa di Indonesia
Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, realisasi investasi dari Uni Eropa selama periode tahun 2019 hingga triwulan I tahun 2025 mencapai USD13 miliar.
Beberapa sektor prioritas yang menerima investasi besar di antaranya Industri Kimia dan Farmasi sebesar USD2,1 miliar, serta sektor Listrik, Gas dan Air sebesar USD1,9 miliar.
Selain itu, Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran mencatatkan investasi USD1,1 miliar, sedangkan sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi mencapai USD1,07 miliar.
Jasa lainnya turut menerima aliran dana sebesar USD1,05 miliar dari total investasi Uni Eropa selama lima tahun terakhir. Angka tersebut menunjukkan potensi peningkatan yang lebih besar ke depan.
Kementerian berharap EU Desk dapat mengakselerasi distribusi investasi ke sektor-sektor strategis lain yang sejalan dengan prioritas pembangunan nasional dan visi jangka panjang Indonesia.
Pembentukan EU Desk menjadi sinyal kuat dari kedua pihak dalam memperkuat hubungan ekonomi dan investasi yang lebih komprehensif. Keberadaannya di lingkungan BKPM memudahkan investor Eropa dalam memperoleh informasi, akses perizinan, dan peluang kemitraan yang relevan.
Inisiatif ini juga menandai keseriusan pemerintah Indonesia dalam menciptakan iklim investasi yang inklusif dan modern. Dengan mengurangi hambatan regulasi dan mendorong kerja sama lintas sektor, Indonesia menempatkan diri sebagai mitra strategis Uni Eropa di kawasan Asia.
Kemitraan ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dalam bentuk penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, serta peningkatan daya saing ekonomi nasional. Pemerintah dan Uni Eropa kini memiliki platform konkret untuk mengembangkan potensi tersebut secara berkelanjutan.(*)