Jerusalem,—EKOIN.CO – Konflik bersenjata antara Israel dan Iran memasuki hari keenam setelah serangan sengit dilancarkan kedua negara sejak 13 Juni 2025. Serangan udara skala besar oleh Israel menghantam fasilitas nuklir dan markas militer Iran, sementara Teheran membalas dengan peluncuran rudal dan drone ke beberapa kota Israel, menyebabkan jatuhnya korban dan kerusakan signifikan .
Eskalasi Serangan Udara
Israel melanjutkan gelombang serangan ke berbagai fasilitas nuklir Iran, termasuk situs di Tehran dan Arak. Presiden Trump menyebut Iran “hanya beberapa minggu lagi” dari senjata nuklir, mendukung Israel meski intelijen AS menyatakan Iran tidak aktif mengejar senjata tersebut .
Iran pun menembakkan rudal balistik dan hipersonik, juga melibatkan pemberontak Houthi di Yaman. Beberapa rudal mendarat di Tel Aviv, Haifa, Bat Yam, Rehovot, bahkan Bangsa Palestina di Tepi Barat juga terkena serpihan
Korban dan Kerusakan
Menurut laporan Human Rights Activists, setidaknya 585 orang Iran tewas (239 warga sipil, 126 personel keamanan), lebih dari 1.300 luka-luka . Pemerintah Israel melaporkan 24 tewas dan 804 luka-luka di pihak mereka . Selain itu, gedung-gedung, pusat riset, dan infrastruktur lainnya mengalami kerusakan parah .
Keterlibatan Amerika Serikat
Presiden AS Donald Trump belum menetapkan keputusan akhir terkait keterlibatan langsung militer AS, tetapi telah memindahkan kapal induk USS Nimitz dan USS Ford serta menempatkan kapal perusak di Mediterania dan Laut Arab sebagai “daya tangkal” .
Reaksi Dunia dan Diplomasi
- Rusia memperingatkan AS agar tidak mendukung Israel secara militer, karena dapat membawa kerusakan tidak dapat diperbaiki bagi kawasan.
- Putin menawarkan mediasi damai antara Iran dan Israel, tetapi Trump menyarankan Putin untuk fokus pada Ukraina dulu .
- Uni Eropa dan PBB menyerukan gencatan senjata segera; perwakilan PBB dan Paus Leo XIV menyatakan kekhawatiran atas penggunaan senjata canggih .
- Perundingan nuklir dijadwalkan berlangsung di Geneva, dengan negara-negara Eropa mengundang pejabat Iran, tanpa AS .
Dampak Regional dan Ekonomi
- Kawasan udara di Timur Tengah ditutup sementara, menyebabkan gangguan penerbangan dan evakuasi warga asing .
- Harga minyak global melonjak dan pasar saham regional tertekan, karena kekhawatiran eskalasi regional .
- Iran memberlakukan pembatasan internet dan meminta warga menghapus WhatsApp, meningkatkan kekhawatiran akan isolasi komunikasi
Di Teheran, warga panik dan berlindung di stasiun metro saat sirene serangan terdengar. Banyak toko ditutup, jaringan komunikasi tersendat . Di Israel, warga memasuki ruang bawah tanah hingga sistem Iron Dome dan bantuan AMERika membantu menembak jatuh rudal balistik .
Negosiasi diplomatik terus dilakukan; perdamaian tampak sulit dicapai dengan sikap keras kedua belah pihak. Trump masih mempertimbangkan tawaran militer AS, sementara Iran menolak menyerah. Rusia mencoba menjembatani, dan negara-negara Eropa terus mendorong pertemuan diplomatik.
Konflik ini menunjukkan pentingnya jalur diplomasi sebagai alternatif utama, guna mencegah eskalasi militer yang lebih luas.
Dampak terhadap warga sipil sangat besar, dan negara-negara pihak ketiga seperti Rusia, AS, dan negara-negara Eropa perlu mendorong guptation serius.
Penutupan jalur komunikasi dan penerbangan memerlukan perhatian untuk memulihkan akses dan keamanan warga sipil serta pebisnis di kawasan.
Kepemimpinan global sebaiknya menahan diri dari intervensi militer langsung dan mendukung pertemuan diplomatik segera guna mencari jalan perdamaian.
Dalam jangka panjang, dialog nuklir di Geneva harus diarahkan bukan hanya mengurung program nuklir Iran, tetapi juga menciptakan mekanisme stabilisasi regional.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v