Bandung, EKOIN.CO- kuartal I (Januari–Maret) 2025, Provinsi Jawa Barat mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,98 persen secara tahunan (year-on-year), melampaui rata-rata nasional yang sebesar 4,87 persen . Data tersebut terbaru dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat pada awal Mei 2025.
Laju Pertumbuhan dan Kontributor Utama
- Jika dibandingkan kuartal IV/2024, ekonomi tumbuh 0,28 persen.
- Peningkatan tertinggi berasal dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, tumbuh 31,89 persen yoy, menyusul normalisasi pola tanam setelah panen .
- Sektor perdagangan tumbuh 6,23 persen, dan transportasi serta pergudangan 10,68 persen yoy, memperlihatkan dinamika distribusi dan logistik yang solid .
Dari Segi Belanja dan Konsumsi
- Konsumsi rumah tangga menyumbang pertumbuhan terbesar sebesar 2,99 persen yoy, didorong oleh meningkatnya belanja pada Ramadan
- Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 0,74 persen, dan konsumsi pemerintah hanya 0,04 persen
- Dari sisi produksi per kuartal, pertanian kembali memimpin dengan pertumbuhan 7,25 persen, diikuti jasa keuangan serta asuransi pada 6,35 persen
Kinerja Ekspor
- Ekspor bersih Jawa Barat meningkat tajam hingga 32,26 persen pada kuartal I tahun ini .
- Meskipun konsumsi pemerintah turun sebesar 42,62 persen, efisiensi anggaran di awal tahun disebut sebagai penyebab utama .
Investasi Daerah
- Menurut Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat, investasi di provinsi ini sempat mencapai Rp 251 triliun sepanjang 2024, tertinggi se-Indonesia .
- Meski volume besar, terdapat keprihatinan bahwa investasi sebagian besar padat modal dan teknologi, belum optimal menyerap tenaga kerja lokal .
Inflasi dan Stabilitas Ekonomi
- Inflasi di wilayah Jawa Barat tercatat terkendali pada 1,47 persen secara tahunan, menurut BI Jabar .
- Transformasi digital diakui sebagai salah satu kunci untuk memperkuat konsumsi dan mempercepat distribusi ekonomi lokal
Transformasi Digital dan Tradisi Lokal
- BI menyoroti bahwa perpaduan antara digitalisasi dan tradisi menjadi kekuatan ekonomi daerah, sesuai arahan Gubernur Dedi Mulyadi .
Proyeksi & Tantangan
- Pertumbuhan tinggi pada kuartal I secara tahunan kemungkinan bersifat musiman, terutama dari sektor pertanian; laju ini diprediksi menurun pada kuartal berikutnya
- Fokus ke depan adalah mendorong investasi padat karya agar manfaatnya dinikmati lebih luas masyarakat .
Perbandingan dengan. Provinsi Lain
- Di Pulau Jawa, pertumbuhan ekonomi tertinggi ada di Banten (5,19 persen), diikuti DI Yogyakarta (5,11 persen), Jawa Timur (5,00 persen), Jawa Tengah (4,96 persen) dan Jakarta (4,95 persen)
Data Agregat BPS
- PDRB Jawa Barat pada harga berlaku kuartal I/2025 mencapai Rp 734,08 triliun dan pada harga konstan 2010 sebesar Rp 449,32 triliun (jabar.bps.go.id).
- Dari pengeluaran, konsumsi Lembaga Nonprofit (PK‑LNPRT) tumbuh 5,83 persen yoy, menjadi kontributor terbesar setelah konsumsi rumah tangga .
- Dari 17 sektor usaha, 16 tumbuh positif, hanya sektor listrik dan gas yang mencatat pertumbuhan negatif ‑0,18 persen .
- Sektor jasa seperti transportasi & pergudangan, bisnis, serta informasi dan komunikasi menunjukkan pertumbuhan kuat masing‑masing 10,68 persen, 8,97 persen, dan 8,61 persen .
- Selain PK‑LNPRT dan konsumsi rumah tangga, PMTB tumbuh 3,12 persen dan belanja pemerintah 1,23 persen .
- Ekspor turun tipis -0,28 persen dan impor turun lebih dalam -3,82 persen, mencerminkan kondisi neraca eksternal yang mengalami kontraksi .
- UMKM dan Ekonomi Informal
- Laporan dari Indonesia Investments menyoroti pentingnya sektor informal yang luas di Indonesia, termasuk Jawa Barat – menjadi tumpuan pekerjaan meski rentan
- Formalisasi sektor ini perlu diupayakan, namun dengan pendekatan bertahap agar tidak berdampak buruk pada pendapatan masyarakat pinggiran .
Kawasan Rebana sebagai Motor Baru
- Pengembangan Kawasan Rebana, seluas 20 persen wilayah Jawa Barat dengan 10 juta jiwa, diyakini bisa menjadi mesin baru ekonomi nasional
Penyerapan Tenaga Kerja
- Data dari BI Jabar menunjukkan bahwa aktivitas investasi, ekspor, dan konsumsi mampu menurunkan tingkat pengangguran lokal. Kebijakan Daerah
- Pemerintah Provinsi dan BI konsisten menggalakkan digitalisasi untuk memperkuat efisiensi, akses pasar, dan inklusi ekonomi .
- Pengendalian inflasi dilakukan secara sinergis antara BI dan Pemprov melalui rapat rutin dan monitoring daerah
- BPS Jabar tetap optimistis terhadap pertumbuhan tinggi berikutnya, terutama memasuki kuartal III dan IV di mana produksi biasanya mencapai puncak .
- Tanggal rilis data ekonomi ini sekitar 5 Mei 2025 berdasarkan rilis resmi BPS Provinsi Jawa Barat .
Secara umum, ekonomi Jawa Barat tumbuh lebih tinggi dibanding nasional dengan dukungan sektor pertanian, perdagangan, serta investasi. Konsumsi rumah tangga dan peningkatan ekspor turut memperkuat pertumbuhan.
Namun, kondisi musiman perlu diwaspadai — sektor pertanian yang mendominasi mungkin tidak sekuat kuartal berikutnya. Fokus diperlukan pada diversifikasi ekonomi.
Investasi perlu diarahkan agar lebih padat karya dan inklusif, sehingga dampaknya terasa langsung oleh masyarakat lokal. Pemerintah dan BI harus mendorong kolaborasi digitalisasi dan tradisi untuk daya saing regional.
Formalitas sektor informal patut ditingkatkan, namun dilakukan secara bertahap untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi rakyat banyak.
Pemprov juga disarankan memantapkan pengelolaan kawasan Rebana sebagai motor ekonomi baru yang dapat menyerap tenaga kerja dan memperluas pasar.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v