Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 100 Giga Watt (GW) hingga tahun 2040, dengan 70 GW di antaranya ditargetkan terealisasi pada 2034. Rencana ini tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034 yang baru saja diluncurkan.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan, “Dari tambahan 69,5 GW yang akan dibangun 2025-2034, 76% akan berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT),” saat ditemui di Gedung DPR RI, Senin (14/7/2025). Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan menjadi andalan dengan kapasitas 17,1 GW, disusul PLTA (11,7 GW), dan PLTB (7,2 GW).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu menambahkan, “Kita mendorong PLTS terapung seperti di Cirata karena potensi surya di Indonesia sangat besar,” seperti diungkapkan di kantornya awal Juni lalu. Untuk daerah terpencil, pemerintah memprioritaskan pemasangan PLTS sebagai bagian program Asta Cita.
Meski fokus pada EBT, pembangkit fosil masih akan dibangun (16,6 GW) dengan komposisi gas (10,3 GW) dan batubara (6,3 GW). Sistem penyimpanan energi juga dikembangkan meliputi PLTA pumped storage (4,3 GW) dan baterai (6 GW).