TOKYO EKOIN.CO – Sejumlah negara di Asia kini bersaing dalam pengembangan kereta cepat berteknologi tinggi. Dengan inovasi yang terus berkembang, kawasan Asia menjadi pusat revolusi transportasi modern dunia. Negara-negara seperti Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, hingga Indonesia masuk dalam daftar negara dengan layanan kereta cepat tercepat secara global.
Dilansir dari berbagai sumber, Jepang merupakan negara pertama yang memperkenalkan kereta cepat melalui sistem Shinkansen sejak tahun 1964. Kereta ini dapat melaju hingga kecepatan 320 km/jam dan menjadi ikon transportasi efisien antar kota besar di Jepang.
Sementara itu, Tiongkok menjadi negara dengan jaringan kereta cepat terpanjang dan tercepat di dunia saat ini. Salah satu keretanya, Fuxing Hao CR400AF/BF, mampu mencapai kecepatan hingga 350 km/jam. Infrastruktur transportasi ini telah menghubungkan kota-kota utama di Tiongkok dalam waktu tempuh sangat singkat.
Perkembangan Kereta Cepat di Asia Tenggara
Korea Selatan juga turut bersaing lewat layanan KTX (Korea Train Express) yang mulai beroperasi sejak 2004. KTX melaju hingga 305 km/jam, melayani rute antara Seoul dan Busan dengan waktu tempuh sekitar dua jam.
Negara Asia lainnya, seperti Taiwan, juga mengoperasikan layanan Taiwan High Speed Rail (THSR) dengan kecepatan 300 km/jam. Kereta ini menghubungkan kota Taipei di utara dengan Kaohsiung di selatan.
Sementara itu, Indonesia resmi masuk dalam daftar negara dengan kereta cepat melalui proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Kereta yang dinamakan Whoosh ini telah beroperasi sejak 2023 dan mampu mencapai kecepatan 350 km/jam.
Menurut data resmi, proyek KCJB menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang berhasil mengoperasikan layanan kereta berkecepatan tinggi. Pembangunan jalur ini melibatkan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok dalam kerangka Belt and Road Initiative.
Teknologi dan Efisiensi Perjalanan
India juga tercatat sebagai negara yang sedang membangun layanan kereta cepat. Proyek kereta cepat pertama di India, yang menghubungkan Mumbai dan Ahmedabad, sedang dalam proses konstruksi dan ditargetkan beroperasi dalam beberapa tahun ke depan.
Adopsi teknologi canggih dalam sistem kereta cepat Asia bertujuan untuk mempersingkat waktu perjalanan dan mendukung mobilitas masyarakat yang semakin dinamis. Kereta cepat juga dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan moda transportasi lain seperti mobil atau pesawat terbang.
Selain efisiensi waktu, negara-negara tersebut juga menekankan aspek keselamatan dan kenyamanan. Sistem kereta cepat dilengkapi dengan teknologi canggih untuk monitoring dan kontrol kecepatan.
Menurut laporan dari International Union of Railways (UIC), Asia mendominasi pasar kereta cepat dunia dengan kontribusi lebih dari 80% dari seluruh jaringan global. Tren ini diprediksi akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk perkotaan dan kebutuhan transportasi massal.
Peluang Ekonomi dan Infrastruktur
Pembangunan kereta cepat di Asia tidak hanya berdampak pada sektor transportasi, tetapi juga memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilalui. Proyek ini membuka peluang investasi serta menciptakan lapangan kerja baru.
Dalam kasus Indonesia, kehadiran KCJB diharapkan dapat merangsang pertumbuhan kawasan di sepanjang jalur kereta. Pemerintah juga berencana memperluas jaringan kereta cepat ke kota-kota lain di Pulau Jawa.
Tantangan dalam pembangunan kereta cepat antara lain adalah biaya investasi yang tinggi dan kompleksitas dalam pembangunan infrastruktur. Namun, dengan dukungan pemerintah dan kerja sama internasional, proyek ini tetap menjadi prioritas di banyak negara.
Sebagai pelopor kereta cepat, Jepang terus melakukan inovasi. Mereka kini mengembangkan kereta maglev (magnetic levitation) yang mampu melaju lebih dari 500 km/jam, dan sedang diuji coba antara Tokyo dan Nagoya.
Keberhasilan proyek-proyek tersebut menempatkan Asia sebagai contoh sukses dalam integrasi teknologi dan transportasi publik. Negara-negara lain di dunia mulai melirik model kereta cepat Asia sebagai referensi pembangunan infrastruktur masa depan.
dari perkembangan ini menunjukkan bahwa kereta cepat telah menjadi bagian penting dalam sistem transportasi modern Asia. Negara-negara di kawasan ini terus memperluas jaringan mereka untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat.
Inisiatif pembangunan kereta cepat di Asia menunjukkan komitmen terhadap transportasi berkelanjutan. Dengan jaringan yang terus berkembang, perjalanan antar kota menjadi lebih cepat dan efisien.
Kereta cepat juga mendorong integrasi regional, memperpendek jarak geografis dan memperkuat konektivitas antar wilayah. Ini memberi dampak positif pada sektor ekonomi dan sosial.
Dalam jangka panjang, negara-negara Asia berpeluang menjadi pusat teknologi kereta cepat global. Pengalaman dan keberhasilan yang dimiliki menjadi aset penting dalam pengembangan masa depan transportasi.
Upaya Indonesia melalui proyek KCJB merupakan langkah strategis dalam membawa transportasi nasional ke level yang lebih tinggi. Kerja sama lintas negara menjadi kunci dalam mewujudkan sistem kereta cepat yang handal dan kompetitif.
Jepang, Tiongkok, hingga Indonesia Masuk Daftar Kereta Tercepat
Kereta cepat jadi simbol kemajuan transportasi Asia. Indonesia kini sejajar dengan Jepang dan Tiongkok lewat kereta cepat Jakarta-Bandung.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v


























