Jakarta EKOIN.CO – Lima jenis makanan yang menjadi favorit masyarakat Indonesia ternyata dapat melemahkan fungsi ginjal jika dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini diungkapkan oleh laporan CNBC Indonesia pada Rabu, 30 Juli 2025, yang menyoroti dampak negatif dari konsumsi tinggi garam, gula, dan bahan kimia dalam makanan sehari-hari.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Menurut laporan tersebut, ginjal merupakan organ vital yang berfungsi menyaring darah dan membuang racun dari tubuh. Jika ginjal terus-menerus dipaksa bekerja keras akibat pola makan tidak sehat, fungsi organ ini dapat terganggu, bahkan berisiko menyebabkan gagal ginjal.
Daftar makanan penyebab melemahnya ginjal
Jenis makanan pertama yang disebutkan adalah mie instan, makanan yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia karena praktis dan murah. Namun, kandungan natrium yang tinggi dalam mie instan dapat memicu tekanan darah tinggi dan memperberat kerja ginjal.
Makanan kedua yang diungkapkan adalah gorengan, yang banyak dijual di pinggir jalan maupun rumah makan. Lemak trans dalam minyak goreng bekas pakai dapat meningkatkan risiko inflamasi dan gangguan fungsi ginjal. CNBC Indonesia mencatat, konsumsi gorengan berlebih juga memperburuk profil lipid darah.
Selanjutnya adalah makanan kaleng, seperti sarden dan kornet, yang mengandung pengawet dan natrium dalam kadar tinggi. Natrium yang berlebih berpotensi merusak pembuluh darah ginjal, sehingga mengurangi efektivitas penyaringan racun.
Jenis makanan keempat adalah minuman manis kemasan, seperti teh botol, soda, dan jus dalam kemasan. Kadar gula berlebih dalam minuman tersebut meningkatkan risiko diabetes, yang merupakan salah satu penyebab utama penyakit ginjal kronis.
Makanan kelima adalah daging olahan, termasuk sosis, nugget, dan ham. Produk ini tidak hanya tinggi natrium, tetapi juga mengandung fosfat aditif yang jika berlebihan dapat mempercepat kerusakan ginjal.
Risiko jangka panjang akibat pola makan tidak sehat
Pakar gizi yang dikutip CNBC Indonesia menyatakan bahwa kebiasaan makan tidak sehat dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan ginjal permanen. Konsumsi makanan tinggi garam dan gula merusak pembuluh darah ginjal dan menimbulkan beban metabolik yang berat.
Selain itu, pola makan tinggi kalori namun rendah nutrisi menyebabkan obesitas, yang juga merupakan faktor risiko penyakit ginjal. “Kesehatan ginjal sangat terkait dengan gaya hidup sehari-hari, termasuk pola makan,” ujar dr. Diah Ayu, ahli nefrologi di RSUD Jakarta, seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Pentingnya edukasi masyarakat tentang pola makan sehat menjadi perhatian. Banyak masyarakat belum menyadari bahwa makanan favorit yang dikonsumsi hampir setiap hari bisa berdampak buruk bagi kesehatan ginjal.
Laporan tersebut juga menyarankan agar masyarakat mulai mengganti makanan tinggi garam dan gula dengan pilihan lebih sehat, seperti sayur segar, buah, dan protein nabati. Upaya ini tidak hanya menjaga kesehatan ginjal, tetapi juga mencegah penyakit kronis lain.
Sebagai langkah pencegahan, para ahli menganjurkan pembatasan konsumsi makanan olahan dan peningkatan asupan air putih untuk membantu ginjal bekerja optimal. Pemeriksaan fungsi ginjal secara berkala juga dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit ginjal atau diabetes.
dari laporan ini menekankan bahwa menjaga fungsi ginjal bukan hanya tanggung jawab medis, melainkan gaya hidup yang harus diterapkan sejak dini. “Ginjal rusak tidak bisa pulih, tapi bisa dicegah,” jelas dr. Diah.
Kesimpulannya, masyarakat perlu lebih cermat dalam memilih makanan sehari-hari. Kesadaran akan dampak makanan tertentu terhadap kesehatan jangka panjang sangat penting untuk mencegah penyakit ginjal.
Saran bagi masyarakat adalah mulai mengurangi konsumsi mie instan, gorengan, dan makanan olahan lainnya. Menggantinya dengan makanan segar dapat memberikan manfaat signifikan bagi tubuh, terutama fungsi ginjal.
Minuman manis sebaiknya dikurangi atau diganti dengan air putih dan jus tanpa gula tambahan. Langkah kecil ini dapat memperpanjang usia ginjal dan mencegah risiko komplikasi.
Masyarakat juga disarankan melakukan pengecekan kesehatan secara rutin dan tidak menunggu munculnya gejala parah untuk memulai gaya hidup sehat. Pencegahan jauh lebih murah dan mudah dibanding pengobatan penyakit ginjal.
Penting juga untuk meningkatkan edukasi kesehatan di lingkungan keluarga dan komunitas. Informasi yang tepat dapat membantu mengubah kebiasaan konsumsi masyarakat ke arah yang lebih sehat. (*)