Pamekasan, EKOIN.CO – Ratusan pondok pesantren di Madura melakukan patungan modal bersama pengusaha tembakau Haji Khairul Umam atau akrab disapa Haji Her untuk membeli hasil panen tembakau dengan harga tinggi. Inisiatif ini diumumkan pada Kamis (21/8/2025) di Pamekasan, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani tembakau. Gabung WA Channel EKOIN
Haji Her menegaskan, sebanyak 350 pesantren ikut mengumpulkan dana yang kemudian dijadikan modal untuk membeli tembakau petani. Jumlah dana yang terkumpul bervariasi, mulai dari Rp15 juta hingga lebih dari Rp1 miliar dari tiap pesantren.
“Kami ingin menyampaikan kepada pak presiden bahwa ratusan pesantren patungan modal untuk membeli tembakau,” ungkap Haji Her.
Pesantren Patungan Beli Tembakau
Menurutnya, langkah kolektif ini terinspirasi dari pesan ulama Madura, RKH Muhammad Rofi’i Baidhowi, yang meminta agar harga tembakau petani bisa lebih layak. Haji Her menirukan pesan tersebut: “Tolong angkat harga tembakau petani.”
Dana hasil patungan itu dipakai membeli tembakau dengan harga lebih tinggi dibanding harga pasar. Dengan begitu, petani merasa lebih dihargai dan mampu menutup biaya hidup serta modal tanam berikutnya.
“Dengan modal itu kami bisa membeli tembakau dengan harga yang cukup tinggi demi kesejahteraan petani,” jelas Haji Her, yang juga pemilik Gudang Bawang Mas.
Ia menambahkan, upaya ini telah berjalan selama tiga tahun terakhir. Dalam periode itu, harga tembakau bisa stabil pada level tinggi sehingga petani tidak lagi merasa tertekan oleh tengkulak atau pembeli besar yang menekan harga.
“Sudah lama petani tembakau dijajah, tapi sejak tiga tahun Alhamdulillah sudah terbeli dengan harga tinggi,” kata Haji Her.
Dukungan Investor untuk Tembakau
Meski sudah ditopang ratusan pesantren, Haji Her membuka peluang bagi investor yang ingin berkontribusi dalam skema modal pembelian tembakau. Namun, ia memberi catatan penting soal niat investasi.
“Jangan dibalik ya, bukan mencari untung duluan lalu membantu petani. Harus murni ingin membantu petani lalu baru mencari untung,” tegasnya.
Dengan pola itu, ia berharap pembeli tembakau di Madura bisa lebih sehat dan tidak merugikan petani. Ia juga menegaskan, semakin besar dukungan modal, maka semakin besar pula kesempatan untuk menyejahterakan para petani tembakau.
Inisiatif ini pun menjadi bentuk solidaritas ekonomi berbasis pesantren yang jarang terlihat di sektor pertanian. Selain memperkuat petani, langkah ini juga mempererat hubungan sosial antara pesantren, ulama, dan masyarakat tani.
Langkah Haji Her dan ratusan pesantren ini dinilai sebagai gerakan nyata untuk menjaga keberlanjutan tembakau Madura. Dengan dukungan kolektif, diharapkan petani bisa lebih berdaya dalam menghadapi fluktuasi pasar.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v