Jakarta, EKOIN.CO — Fenomena pengunduran diri ratusan dosen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) mencuat di tengah proses rekrutmen di lingkungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek). Sebanyak 700 lebih dosen CPNS dikabarkan memilih mundur dari status kepegawaiannya.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Rini Widyantini, dalam sesi Taklimat Media yang digelar di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta, Selasa (15/4/2025).
“Sekitar 700 (yang mengundurkan diri),” kata Rini kepada media, seperti dilansir dari Kompas.com (15/04/2025).
Meski menyampaikan angka tersebut, Rini menegaskan bahwa jumlah pastinya masih dalam tahap verifikasi oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN). Ia menyebutkan bahwa proses validasi masih berlangsung seiring dengan berjalannya pengisian data di seluruh instansi.
“Jadi ini yang mungkin barangkali masih kita melakukan pengecekan, karena pengisian dan lain-lain itu masih berlangsung di seluruh instansi pemerintah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rini mengungkapkan kemungkinan besar alasan utama pengunduran diri massal ini adalah persoalan penempatan kerja. Menurutnya, setiap CPNS harus memiliki kesiapan untuk ditempatkan di mana saja di seluruh wilayah Indonesia.
“Karena memang sebagai calon PNS tentunya kita memang harus siap untuk ditempatkan di mana saja,” jelasnya.
Sebelumnya, informasi mengenai pengunduran diri massal ini telah mencuat di media sosial. Unggahan terkait kasus ini viral di platform X (sebelumnya Twitter) sejak Senin (14/4/2025). Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa total 714 peserta menyatakan mundur, dengan rincian 653 orang mengajukan pengunduran diri secara resmi dan 61 lainnya dianggap mengundurkan diri karena tidak mengisi riwayat hidup.
Reaksi publik pun bermunculan. Hingga Selasa siang, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 721 ribu kali, dengan lebih dari 290 komentar yang mempertanyakan penyebab fenomena ini. Banyak warganet menyayangkan situasi tersebut, terutama karena status CPNS biasanya menjadi impian banyak lulusan pendidikan tinggi.
Kementerian dan lembaga terkait saat ini masih terus melakukan penelusuran untuk memastikan kebenaran dan rincian kasus ini. Masyarakat menanti penjelasan lanjutan agar fenomena serupa tidak terulang kembali di masa mendatang. (*)