EKOIN.CO – Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika Serikat, Ebrahim Rasool, tiba di Cape Town pada Minggu (23/3) setelah penerbangan selama 32 jam dari AS melalui Qatar. Dalam pernyataannya, ia menegaskan kembali ke negaranya “tanpa penyesalan” meski diusir oleh pemerintah AS.
Rasool mengungkapkan bahwa sebenarnya ia lebih memilih menyelesaikan persoalan diplomatik secara damai. “Tetapi kami tidak dapat melakukannya dengan membiarkan AS memilih siapa yang harus menjadi teman kami dan siapa yang harus menjadi musuh kami,” ujarnya kepada warga Afrika Selatan di Cape Town. Ia juga menyoroti kegagalan negaranya dalam membantah narasi “kebohongan genosida kulit putih” yang kerap dilontarkan pihak asing.
Lebih lanjut, Rasool menekankan bahwa Afrika Selatan tidak mungkin mempertahankan haknya dalam Undang-Undang Pertumbuhan dan Peluang Afrika (AGOA) jika menarik gugatan genosida terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ). “Karena saat kita berdiri di sini, pemboman terus berlanjut dan penembakan terus berlanjut. Jika Afrika Selatan tidak berada di ICJ, Israel tidak akan terungkap, dan Palestina tidak akan memiliki harapan,” tegasnya.
Meski demikian, Rasool menegaskan bahwa Afrika Selatan tidak anti-Amerika. “Kami datang ke sini bahkan setelah dinyatakan sebagai persona non grata. Kami tetap datang dan berkata, kami harus membangun kembali dan mengatur ulang hubungan dengan Amerika,” jelasnya. Ia juga menolak pandangan simplistis bahwa hubungan diplomatik harus didasarkan pada kesamaan ras.
Pernyataan Rasool ini muncul setelah Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakannya sebagai persona non grata menyusul webinar yang digelar Institut Mapungubwe Afrika Selatan. Rasool sebelumnya menuduh mantan Presiden Donald Trump menerapkan kebijakan “respons supremasi kulit putih” terhadap keragaman di AS.
Ketegangan antara Washington dan Pretoria semakin memanas setelah Trump memotong bantuan keuangan ke Afrika Selatan bulan lalu, menyoroti isu perampasan tanah, kasus ICJ terhadap Israel, serta hubungan Afrika Selatan dengan Iran.
(Photo diambil dari Alinea.ID)