JAKARTA – EKOIN.CO Presiden RI Prabowo Subianto meresmikan fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Smelter Gresik pada Senin (17/3/2025). Fasilitas ini mampu memproduksi emas batangan dan menjadi salah satu pencapaian penting dalam industri pengolahan mineral di Indonesia.
Dalam sambutannya, Prabowo menekankan bahwa kehadiran fasilitas ini mengubah paradigma ekspor bahan baku mentah. “Ini kita kehendaki bahwa bangsa kita tidak hanya akan menjual bahan baku, tapi kita ingin juga menjual barang-barang jadi. Barang-barang produk akhir yang punya nilai tambah yang sangat besar,” ujarnya, seperti dikutip dari laporan resmi pada Selasa (18/3/2025).
Lebih lanjut, Presiden menyoroti bahwa PMR merupakan fasilitas terbesar dalam rantai industri dari hulu ke hilir. “Ini merupakan pencapaian yang patut disyukuri,” tambahnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, turut menjelaskan bahwa PMR Gresik merupakan pabrik emas terbesar di Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$ 630 juta atau setara Rp 10 triliun. “Dan kami laporkan bahwa produksi emas dari 3 juta konsentrat itu kurang lebih 50-60 ton emas. Dan ini untuk di Freeport di Gresik. Kalau Amman Mineral 900 lebih emasnya 18-20 ton emas, jadi overall 2 pabrik mencapai 60-70 ton emas per tahun,” jelas Bahlil.
Sebelumnya, PTFI sempat mengalami insiden kebakaran di smelter Gresik pada Senin (14/10/2024). Namun, Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, memastikan bahwa insiden tersebut tidak mengganggu operasional PMR. “Jadi walaupun kami harus menghentikan produksi di smelter tembaganya, tapi precious metal refinery-nya tetap bisa kami selesaikan, dan sejak tanggal 30 Desember 2024, itu sudah memurnikan tembaga emas, sudah memurnikan emas dan perak dari lumpur anodanya,” ujar Tony dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (19/2/2025).
Tony juga mengungkapkan bahwa PTFI telah mengirimkan 125 kilogram emas batangan murni kepada PT Antam. “Jadi kalau dalam proses sekarang ini, kami akan bisa mungkin memproduksi kira-kira sekitar 2 ton satu bulan, Pak. Tapi memang karena produksi dari atau anode slime dari smelter baru ini belum akan terjadi, jadi masih mengandalkan lumpur anoda yang dari PT Smelting. Jadi itu kira-kira masih 40 persen dari total kapasitas,” tambahnya.