JAKARTA, EKOIN.CO – Gelombang aksi buruh kembali akan menyemarakkan peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei mendatang. Tahun ini, isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan minimnya lapangan kerja menjadi fokus utama dalam daftar tuntutan pekerja.
Mirah Sumirat, Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (ASPIRASI), mengungkapkan keprihatinan mendalam atas terus berlanjutnya PHK di berbagai sektor. “PHK massal terjadi sejak 2020, malah di Januari sampai sekarang sudah banyak PHK massal salah satunya di Sritex dan perusahaan lainnya,”
Tidak hanya di industri tekstil, ancaman PHK semakin nyata dengan maraknya transformasi digital dan penerapan teknologi otomatisasi. Said Iqbal, Presiden KSPI, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berdiskusi langsung dengan Presiden Prabowo Subianto mengenai pembentukan Satgas Khusus PHK. “Kami apresiasi respons cepat pemerintah yang berkomitmen segera merealisasikan satgas ini,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat KSPI, Jakarta Selatan.
Selain isu PHK, terdapat lima poin tuntutan krusial lainnya yang akan disuarakan:
1. Penghapusan sistem outsourcing yang dinilai merugikan pekerja
2. Peninjauan ulang kebijakan pengupahan
3. Revisi menyeluruh UU Ketenagakerjaan
4. Percepatan pengesahan RUU PPRT
5. Dukungan terhadap RUU Perampasan Aset
Aksi serentak akan digelar di 15 kota besar meliputi Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Makassar. Koordinator aksi memastikan demonstrasi akan berlangsung tertib dengan protokol kesehatan yang ketat.