Jakarta, EKOIN.CO – Pemberdayaan perempuan telah menjadi salah satu fondasi penting dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Di tengah dinamika sosial dan ekonomi yang terus berkembang, kehadiran perempuan sebagai agen perubahan semakin mendapat pengakuan, baik di lingkup komunitas maupun dunia usaha. Melalui beragam inisiatif, sektor korporasi mulai menunjukkan peran aktif dalam menciptakan ruang partisipasi yang setara bagi perempuan.
PT Pertamina (Persero), sebagai perusahaan energi nasional, menjadi salah satu pelaku utama yang secara nyata berkontribusi dalam pemberdayaan perempuan. Dengan pendekatan menyeluruh melalui program sosial dan penguatan ekonomi, Pertamina tidak hanya fokus pada pencapaian bisnis semata, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai inklusivitas dan keberlanjutan. Melalui komitmen yang terus ditunjukkan di berbagai lini operasionalnya, Pertamina mengajak perempuan untuk turut andil dalam membentuk masa depan bangsa yang lebih tangguh.
Sebagaimana disampaikan oleh Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, program pemberdayaan perempuan dijalankan secara masif di berbagai wilayah Indonesia melalui skema Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). “Melalui perempuan yang mampu berdaya dan berkarya, kami meyakini perempuan dapat menjadi sumber energi penggerak pembangunan bangsa,” ujar Fadjar dalam keterangan resmi, Senin (21/4).
Dalam program ini, Pertamina telah melakukan pembinaan terhadap 12.677 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perempuan sepanjang tahun 2024. Pembinaan dilakukan melalui platform Rumah BUMN, UMK Academy, serta pendanaan Program Usaha Mikro dan Kecil (PUMK). Sebagian besar pelaku UMKM binaan Pertamina juga telah mampu menembus pasar internasional.
Tak hanya UMKM, Pertamina juga menjangkau sektor pertanian dan kesehatan masyarakat. Sebanyak 1.000 anggota Kelompok Wanita Tani dibina melalui program peningkatan ketahanan pangan desa. Selain itu, 35 ribu perempuan menerima manfaat edukasi kesehatan ibu dan anak lewat program Sehati (Sehat Anak Tercinta dan Ibu), menunjukkan peran Pertamina dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Program-program ini disebut sejalan dengan visi pembangunan Asta Cita, khususnya dalam membangun dari desa, pemerataan ekonomi, dan pengentasan kemiskinan. Transisi menuju desa mandiri energi dan pangan menjadi fokus utama pengembangan perempuan sebagai aktor pembangunan lokal.
Selain penguatan ekonomi, Pertamina juga mencerminkan komitmennya pada kesetaraan gender di internal perusahaan. Fadjar menyebut, hingga akhir tahun 2024, persentase pekerja perempuan di lingkungan Pertamina Group mencapai 20,3% atau setara 8.952 dari total tenaga kerja. Angka ini naik dari 19,4% pada tahun sebelumnya. Lebih signifikan lagi, 18,4% dari total pimpinan perusahaan diisi oleh perempuan.
“Spirit Kartini menginspirasi leader perempuan di Pertamina Group untuk memberikan kinerja terbaik dalam memperkuat operasional perusahaan,” lanjut Fadjar.
Salah satu contoh nyata hadir dari industri hulu migas. Eva Fadlila, Country Manager Pertamina Malaysia Exploration and Production, mengungkapkan bahwa semakin banyak perempuan yang menduduki posisi strategis di sektor tersebut. “Saat ini banyak perempuan yang menduduki posisi strategis di industri hulu migas. Saya yakin semakin banyak perempuan yang akan turut andil membentuk masa depan energi Indonesia dan dunia,” kata Eva.
Komitmen terhadap keberlanjutan dan kesetaraan juga tercermin dalam dukungan Pertamina terhadap target Net Zero Emission 2060. Seluruh program pemberdayaan perempuan ini selaras dengan pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) dan pelaksanaan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di setiap lini bisnis Pertamina.