Jakarta – Ekoin.co Pagar rumah bukan sekadar struktur pembatas atau pengaman, melainkan juga memiliki nilai penting dalam Islam. Menurut artikel ilmiah berjudul *Islamic Values in The Design of Residential Internal Layout* yang ditulis oleh Mohd Akil Muhamed Ali, Mohd Farhan Md Ariffin, Mohd Nazri Ahmad, dan Shafiza Safie, pagar rumah sebaiknya terbuat dari plester batu bata. Hal ini bertujuan untuk memberikan privasi, terutama bagi wanita yang sering menjemur pakaian di halaman rumah. “Pagar yang aman dan tidak terlihat dari luar akan melindungi privasi penghuni, khususnya wanita,” tulis para peneliti.
Selain material, tinggi pagar juga perlu diperhatikan. Artikel tersebut menyebutkan bahwa tinggi pagar sebaiknya melebihi ketinggian mata. “Ini bertujuan agar wanita dapat beraktivitas di halaman rumah dengan nyaman, seperti menjemur pakaian, tanpa harus mengenakan jilbab,” jelasnya. Namun, ketinggian pagar tidak boleh berlebihan. Mengutip artikel ilmiah lain berjudul *Of Fences and Neighbours: An Islamic Perspective on Interfaith Engagement For Peace* oleh Ingrid Mattson, pagar yang terlalu tinggi dapat menimbulkan bayangan besar di halaman tetangga, sehingga menghalangi cahaya matahari yang masuk ke kebun mereka. dilansir detik.com .
Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi “tidak diperbolehkan menyebabkan kerugian atau membalas kerugian.” “Pagar yang terlalu tinggi dapat merugikan tetangga, sehingga tidak sesuai dengan prinsip Islam dalam menjaga hubungan baik dengan sesama,” tulis Ingrid Mattson.
Dengan demikian, membangun pagar rumah dalam Islam tidak hanya tentang keamanan dan privasi, tetapi juga tentang menjaga etika bertetangga. Pagar yang dirancang dengan baik akan melindungi privasi penghuni tanpa mengganggu hak tetangga.