Jakarta, EKOIN.CO — Tanaman anggrek (Orchidaceae), yang dikenal dengan keindahan bunganya dan keragaman warnanya, ternyata dapat bertahan hidup hingga lebih dari 15 tahun. Namun, usia panjang tersebut hanya bisa dicapai dengan perawatan yang tepat dan konsisten. Melansir The Spruce, anggrek memerlukan perhatian khusus mulai dari jenis pot, media tanam, penyiraman, pencahayaan, hingga suhu dan kelembapan. Tanpa perawatan menyeluruh, tanaman ini mungkin hanya bertahan dalam hitungan minggu. Anggrek merupakan tanaman berbunga musiman yang biasanya mekar satu kali dalam setahun dengan durasi pembungaan selama enam hingga sepuluh minggu.
Pemilihan pot yang sesuai menjadi faktor pertama yang harus diperhatikan. Pot khusus anggrek biasanya memiliki lubang di sisi dan dasar untuk memastikan sirkulasi udara yang baik serta mencegah air menggenang di akar. Menurut panduan yang dibagikan oleh The Spruce, pot terakota juga bisa digunakan asalkan mampu menjaga kelembapan dan sirkulasi udara tetap stabil. Selain itu, media tanam seperti campuran kulit kayu pinus, serat sabut kelapa, atau lumut sphagnum dinilai cocok karena memberikan ruang udara yang cukup bagi akar anggrek untuk “bernapas”. Ketika akar mulai menyembul keluar dari pot atau media tanam mulai lapuk, itu menandakan tanaman harus dipindahkan ke pot yang lebih besar.
Masalah penyiraman menjadi salah satu kendala utama dalam merawat anggrek, terutama bagi pemula. Penyiraman idealnya dilakukan dua kali seminggu, atau lebih jarang saat musim dingin. Justin Hancock, ahli hortikultura di Costa Farms, menyarankan agar pemilik tanaman selalu memeriksa kelembapan media tanam sebelum menyiram. “Jika daun mulai lembek dan berkerut, artinya tanaman kekurangan air. Tapi jika daun menguning dan rontok, itu pertanda tanaman terlalu banyak air,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa penyesuaian jadwal penyiraman dapat segera memperbaiki kondisi tanaman sebelum kerusakan akar menjadi parah. Akar anggrek yang sehat biasanya berwarna hijau terang, sedangkan akar cokelat menandakan pembusukan akibat kelebihan air.
Suhu dan kelembapan udara juga berperan penting dalam kesehatan anggrek. Tanaman ini tumbuh optimal dalam rentang suhu 10°C hingga 32°C, dengan tingkat kelembapan antara 40% hingga 70%. Anggrek sensitif terhadap perubahan suhu yang mendadak dan tidak menyukai udara kering. Oleh karena itu, hindari meletakkannya di dekat alat pemanas, pendingin ruangan, atau jendela dengan tiupan angin langsung. Pakar hortikultura di Colorado State University, Linda Langelo, menjelaskan bahwa anggrek membutuhkan suhu sejuk di malam hari untuk merangsang pembungaan. “Anggrek menyukai suhu sekitar 18 hingga 24 derajat Celsius, dengan kondisi yang sedikit lebih dingin saat malam,” katanya. Kestabilan suhu akan menjaga anggrek tetap sehat dan memperpanjang masa hidupnya.
Pencahayaan yang cukup namun tidak langsung menjadi kunci terakhir dalam menjaga vitalitas anggrek. Tanaman ini membutuhkan sinar terang, tetapi tidak boleh terkena paparan langsung dari matahari yang bisa membakar daunnya. Jendela yang menghadap ke timur atau selatan sangat ideal untuk menempatkan anggrek karena memberikan cahaya pagi yang lembut. Jika pencahayaan terlalu sedikit, anggrek akan sulit berbunga. Sebaliknya, terlalu banyak cahaya menyebabkan daun menguning atau kering. Beberapa jenis anggrek bahkan dapat beradaptasi dengan cahaya lampu buatan jika diletakkan di dalam ruangan tertutup. Dengan kombinasi pencahayaan yang tepat, penyiraman sesuai, dan lingkungan yang mendukung, anggrek dapat terus berbunga indah dan menjadi hiasan rumah yang menawan selama bertahun-tahun.