Lombok, Nusa Tenggara Barat – Mahayusi, seorang perajin aksesori mutiara dari Lombok, berhasil menembus pasar global melalui pendampingan serta program kemitraan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Usaha Mahayusi yang dibangun sejak 2011 dengan nama “I Love Mutiara” kini semakin dikenal hingga mancanegara.
Dalam wawancara yang dikutip dari CNN Indonesia, Mahayusi mengungkapkan bahwa aksesori berbahan mutiara memiliki keistimewaan tersendiri, terutama bagi perempuan. “Aksesori mutiara memiliki daya tarik abadi, terutama bagi kaum perempuan yang ingin tampil berbeda dalam setiap kesempatan. Di bisnis ini, saya bisa bertahan karena perempuan selalu butuh aksesori,” ungkap Mahayusi, Rabu (9/4/2025).
Namun, perjalanan Mahayusi menuju kesuksesan tidaklah singkat. Sebelumnya, ia sempat merintis usaha home decor, namun tidak bertahan lama. Dari pengalaman tersebut, ia belajar pentingnya kontinuitas permintaan pasar dalam menentukan jenis usaha.
Dengan bekal pengalaman itu, Mahayusi memutuskan fokus pada kerajinan mutiara yang memiliki prospek lebih stabil. Seiring waktu, produknya mulai dikenal wisatawan domestik hingga mancanegara yang berkunjung ke Lombok.
Sebagai langkah strategis untuk menjangkau berbagai segmen pelanggan, Mahayusi menawarkan produknya dalam kisaran harga mulai dari Rp100 ribu hingga Rp75 juta. Harga tersebut ditentukan berdasarkan kualitas serta keunikan masing-masing mutiara.
Produk Mahayusi juga rutin dipasarkan langsung kepada wisatawan kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan Lombok. “Alhamdulillah, perkembangannya lumayan. Di kapal pesiar (produk terjual) kadang bisa dapat 300 dollar AS sampai 500 dollar AS,” ujarnya.
Selain menjangkau pelanggan secara langsung, Mahayusi juga membuka gerai fisik di Pasar Seni Senggigi. Ia menekankan pentingnya kehadiran langsung saat proses jual beli agar konsumen dapat memilih mutiara sesuai karakteristik yang diinginkan.
Setelah 14 tahun menekuni bisnis ini, Mahayusi memutuskan bergabung sebagai mitra UMKM binaan BRI pada akhir 2024. Menurutnya, keputusan ini membuka banyak peluang baru bagi pengembangan usaha. “Biasanya, kami harus memiliki pinjaman dulu baru bisa mengikuti program-program UMKM. Namun, di BRI tidak seperti itu. Untuk ikut di BRI UMKM EXPO(RT) ini, misalnya. Alhamdulillah, saya langsung lolos kurasi meski belum mengajukan pinjaman,” jelasnya.
Partisipasinya dalam ajang BRI UMKM EXPO(RT) 2025 menjadi titik penting dalam usahanya. Acara tersebut digelar di ICE BSD City pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025. Pameran itu mencatatkan lebih dari 69 ribu pengunjung, transaksi senilai lebih dari Rp40 miliar, serta kontrak ekspor mencapai USD 90,6 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.
Keikutsertaan Mahayusi dalam pameran ini turut membuka jejaring bisnis baru dan mempertemukannya dengan mitra potensial dari dalam maupun luar negeri. Ia optimistis mutiara khas Lombok akan terus berkembang dan dikenal lebih luas.
Dalam pernyataan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyampaikan komitmen perusahaan terhadap pemberdayaan UMKM. “Kami percaya, UMKM Indonesia punya potensi besar untuk bersaing di kancah global dan menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia menjadi lebih tangguh,” ucapnya. (*)