Jakarta, EKOIN.CO – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatatkan kinerja keuangan yang solid hingga Februari 2025. Laba bersih perusahaan mencapai Rp7,58 triliun, ditopang oleh pertumbuhan kredit, simpanan, dan efisiensi pengelolaan dana. Strategi ekspansi yang dijalankan melalui penguatan di segmen wholesale dan ritel berbasis ekosistem turut berkontribusi terhadap pencapaian ini.
Kinerja positif ini dicapai di tengah kondisi makroekonomi global yang masih penuh tantangan. Stabilitas dana pihak ketiga (DPK) dan peningkatan penyaluran kredit mencerminkan kemampuan Bank Mandiri dalam menjaga fondasi bisnis yang sehat. Laporan keuangan yang dirilis untuk periode Februari 2025 menunjukkan berbagai indikator keuangan yang menguat, termasuk kenaikan pendapatan bunga bersih serta penurunan kerugian atas aset keuangan.
Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, menegaskan bahwa capaian ini merupakan hasil dari konsistensi strategi dan ketahanan perusahaan dalam merespons dinamika pasar. “Pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga [DPK] yang kami raih menunjukkan tren yang sehat hingga Februari 2025. Capaian ini turut mencerminkan fundamental perusahaan yang tetap solid,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (15/4/2025).
Lebih lanjut, Ashidiq menjelaskan bahwa pihaknya akan mendorong pertumbuhan berkelanjutan melalui percepatan pembiayaan pada segmen wholesale yang mencakup korporasi dan komersial. Di saat yang sama, pengembangan segmen ritel juga menjadi fokus utama dengan mengedepankan pendekatan berbasis ekosistem yang terintegrasi.
Di sisi pendanaan, Bank Mandiri tetap memperhatikan efisiensi biaya dana dan kecukupan likuiditas. “Bank Mandiri akan tetap fokus pada peningkatan dana murah berbasis transaksi untuk menjaga efisiensi biaya dana, serta memastikan likuiditas yang memadai dalam mendukung ekspansi bisnis dan operasional perusahaan secara berkelanjutan,” sambung Ashidiq.
Mengutip laporan keuangan Februari 2025, Bank Mandiri mencatat laba bersih Rp7,58 triliun, tumbuh 6,01% secara tahunan (year on year/YoY) dibanding Rp7,16 triliun pada Februari 2024. Pendapatan bunga bersih meningkat 6,61% YoY menjadi Rp12,55 triliun, sedangkan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) naik signifikan 22,04% menjadi Rp2,96 triliun.
Penurunan beban kerugian atas aset keuangan turut memperkuat kinerja, yakni turun 8,33% YoY menjadi Rp1,47 triliun. Meski pendapatan lainnya tercatat menurun sebesar 17,83% YoY ke angka Rp1 triliun, keseluruhan performa Bank Mandiri tetap mencerminkan pertumbuhan yang kuat.
Fungsi intermediasi Bank Mandiri juga terus berkembang, dengan penyaluran kredit naik 19,05% YoY dari Rp1.098,37 triliun menjadi Rp1.307,64 triliun. Total aset perseroan pun mengalami kenaikan sebesar 16,37% YoY, dari Rp1.664,98 triliun menjadi Rp1.937,46 triliun.
Di sisi penghimpunan dana, DPK tumbuh 16,98% secara tahunan, dari Rp1.209,15 triliun menjadi Rp1.414,24 triliun. Sementara itu, dana murah atau current account saving account (CASA) Bank Mandiri mencapai Rp1.106,41 triliun pada Februari 2025, naik dari Rp974,79 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Komposisi CASA kini mencakup 78,22% dari total simpanan.
Dengan capaian tersebut, Bank Mandiri terus menunjukkan posisinya sebagai salah satu bank nasional dengan fondasi keuangan yang kuat. Perusahaan tetap berkomitmen melanjutkan strategi ekspansi yang hati-hati namun progresif, sejalan dengan visi pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.