Jakarta, ekoin.co – Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana peresmian bank emas pertama di Indonesia atau bullion bank pada 26 Februari 2025. Prabowo menyampaikan hal ini dalam konferensi pers setelah rapat terbatas bersama sejumlah menteri terkait di bidang ekonomi dan energi.
Prabowo mengatakan emas yang ditambang di Indonesia selama ini banyak dikirim ke luar negeri, dan berharap bank emas pertama di Indonesia ini dapat mengelola emas lebih baik di dalam negeri untuk mendukung transformasi ekonomi nasional.
“Kita akan bentuk bank emas, jadi selama ini kita tidak punya bank emas kita, tidak ada di Indonesia. Jadi emas kita banyak ditambang dan mengalir ke luar negeri. Kita ingin sekarang punya bank khusus emas di Indonesia,” ujar Prabowo.
“Insyaallah kita akan resmikan tanggal 26 Februari, ini saya kira pertama kali di negeri kita,” lanjutnya.
Dalam rapat tersebut, Prabowo didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi Rosan P. Roeslani, dan Ketua Dewan Energi Nasional Luhut B. Pandjaitan.
Aturan mengenai bank emas telah ditetapkan OJK dalam POJK Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion, yang diterbitkan pada 18 Oktober 2024. Kegiatan usaha bullion diartikan sebagai aktivitas yang berkaitan dengan emas, yang dilakukan lembaga jasa keuangan.
Kegiatannya meliputi simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, penitipan emas, dan/atau kegiatan lain yang berkaitan dengan emas. Sejauh ini, PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) telah mendapatkan izin untuk menjalankan kegiatan usaha tersebut.
Bank Emas Sudah Pernah Dibahas Menteri BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya juga pernah menyinggung soal pendirian bank emas ini. Erick mengatakan bahwa rencana ini sudah pernah dibahas dalam rapat terbatas dengan Presiden sebelumnya. Menurutnya, bullion bank diperlukan untuk memperkuat ekosistem produksi emas di Indonesia.
“Memang kan sudah pernah di-rataskan, dibicarakan, bagaimana Indonesia harus punya bullion bank sendiri. Nah ini yang tadi, kalau dulu ekosistemnya emasnya belum nyambung. Kalau ini kan nggak bisa menjadi proven. Bahwa ini barangnya udah ada. Jadi supaya ekosistemnya besar,” jelas Erick setelah hadir dalam penandatanganan kerja sama antara PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di Jakarta, Kamis (7/11/2024).
“Jadi ini kesempatannya akan jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Jadi kita coba nanti dorong lagi di pemerintahan, kebetulan kita punya tadi seperti pegadaian, BSI, BRI. Ini bisa menjadi opsi,” terangnya.
Erick menambahkan, dengan adanya bullion bank, masyarakat bisa mulai mengenal dan memanfaatkan tabungan emas sebagai alternatif investasi di masa depan. Ia juga menyebut bahwa produksi emas di Indonesia telah mencapai puluhan ton per tahun, sehingga penting memiliki lembaga yang mampu mengelola dan memanfaatkan potensi tersebut secara optimal di dalam negeri.
“Dengan sekarang ada Freeport punya smelter, bisa produksi sampai 50 ton. Ini nanti dibeli 30 ton (oleh PT Antam Tbk), itu penghematannya hampir Rp 200 triliun. Itu sangat besar,” kata Erick.
“Tapi tadi saya bilang, tidak cukup di situ, kembali, base dari ekonomi masyarakat harus terus digali. Misalnya untuk deposito atau tabungan emas. Tabungan emas ini kita tidak punya bullion bank,” ungkap Erick.
Sumber: Tribunnews dan CNBC Indonesia