JAKARTA – EKOIN.CO Peluncuran Bank Emas atau bullion bank oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada Rabu (26/02) dinilai sebagai langkah strategis yang akan memberikan dampak positif terhadap likuiditas pembangunan di Indonesia. Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa layanan ini tidak hanya menguntungkan korporasi besar, tetapi juga masyarakat kecil yang selama ini kesulitan mengelola emasnya dalam sistem keuangan formal.
“Ya bagus dong, itu kan sumber pertumbuhan baru. Bagi BRI, kenapa BRI concern sama pembentukan bullion services ini? Karena apa? Kita kan sudah membentuk holding ultramikro. Kita sudah support untuk ekonomi kerakyatan,” ujar Sunarso dalam siaran pers, (2/3).
Menurut Sunarso, bullion bank memberikan berbagai pilihan layanan terkait emas bagi masyarakat. “Masyarakat bisa menabung emasnya dengan setor rupiah, dapat saldonya nanti dalam gram. Bisa juga setor emas dalam gram, saldonya tetap dalam gram,” jelasnya. Selain itu, masyarakat juga dapat memperoleh pembiayaan berbasis emas. “Kalau punya emas, bisa dititipkan. Kalau yang butuh emas, bisa kredit emas. Nanti mengembalikannya juga dalam bentuk emas,” tambah Sunarso.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, Erick Thohir, turut menyoroti pentingnya layanan ini. Ia mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 1.800 ton emas milik masyarakat yang masih berada di luar sistem keuangan formal. “Ada yang di bawah bantal, ada di toilet, di balik batu bata, dimasukin dalam situs. Ini realitas,” ujar Erick Thohir. Laman ini dilansir dari kontan.co.id .
Keberadaan Bank Emas diharapkan dapat memonetisasi potensi emas tersebut. “Itu kalau kita monetisasi, menjadi sumber likuiditas pembangunan. Dan bagi BRI, ini adalah sumber pertumbuhan baru,” tegas Sunarso. Selain layanan utama seperti tabungan, deposito, dan kredit emas, BRI juga membuka peluang pengembangan produk turunan atau derivatif emas. “Kalau emas ini disekuritisasi, maka itu akan menjadi likuid. Ini penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.
BRI turut memfasilitasi transaksi dalam ekosistem bullion bank, baik secara langsung maupun melalui anak usahanya, Pegadaian. “Lewat BRI langsung enggak? Ada yang lewat BRI langsung karena kan kita fasilitasi dengan BRImo transaksinya. Tapi kemudian kan lewat Pegadaian. Di Pegadaian nanti yang akan punya potensi pertumbuhan, dan itu nanti akan support pertumbuhannya BRI,” ujar Sunarso.