Jakarta – Ekoin.co . Sejumlah perusahaan garmen dari luar Sukoharjo mulai berdatangan untuk merekrut eks karyawan PT Sri Rejeki Isman (Sritex) yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) massal setelah pabrik tekstil tersebut berhenti beroperasi per 1 Maret 2025. Sejak Selasa (4/3) pagi, terpantau setidaknya dua perusahaan garmen menempatkan tim rekrutmen di depan pabrik Sritex. Mereka membagikan brosur dan membuka pendaftaran bagi eks karyawan yang sedang mengambil formulir klaim Jaminan Hari Tua (JHT).
Salah satu perusahaan berasal dari Kota Semarang, meskipun mereka enggan memberikan pernyataan resmi. Sementara itu, perusahaan garmen lain yang berbasis di Jawa Tengah telah menempatkan timnya sejak Senin (3/3). Mereka membuka stand kecil untuk proses registrasi langsung di lokasi. “Kami di sini setelah mendengar ada PHK besar. Kami inisiatif membantu mereka yang kehilangan pekerjaan untuk bisa bergabung di PT kami,” kata Dwi, perwakilan perusahaan tersebut.
Dwi menambahkan bahwa perusahaannya saat ini membutuhkan sekitar 500 operator. “Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Sukoharjo untuk memfasilitasi rekrutmen ini,” ujarnya. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak PHK massal yang dialami oleh sekitar 10 ribu karyawan Sritex. dilansir dari cnnindonesia.com .
Penutupan pabrik Sritex merupakan dampak dari keputusan Pengadilan Niaga Semarang yang menyatakan perusahaan tersebut pailit pada 25 Januari 2022 melalui putusan Nomor 12/Pdt.Sus-PKPU/2021.PN.Niaga.Smg. Keputusan ini ditegaskan kembali oleh Mahkamah Agung (MA) pada 19 Desember 2024 setelah menolak kasasi yang diajukan oleh Sritex. Tim kurator kepailitan menyatakan bahwa Sritex memiliki utang sebesar Rp29,8 triliun.
Eks karyawan Sritex yang hadir di lokasi mengaku terbantu dengan adanya rekrutmen langsung ini. “Saya senang ada perusahaan yang datang ke sini. Setidaknya ada harapan untuk mendapatkan pekerjaan baru,” kata salah satu eks karyawan yang enggan disebutkan namanya.