Bandung, EKOIN.CO – Bandung Photography Triennale 2025 kembali hadir sebagai salah satu acara seni fotografi yang paling dinanti. Pameran internasional ini secara resmi dibuka pada Kamis (19/09), mengusung tema sentral ‘Synthetic Vision’. Tema ini dipilih sebagai upaya untuk merefleksikan kembali peran manusia dan kemanusiaan di era teknologi yang semakin canggih, terutama dengan hadirnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Menurut informasi yang dilansir dari Bandungbergerak.id, pameran ini mencoba mengurai dinamika baru dalam dunia fotografi. Di mana fotografi tidak lagi menjadi monopoli alat rekam konvensional, tetapi telah menyatu dengan teknologi dan imaji sintetis. Hal ini memunculkan tantangan baru bagi seniman untuk tetap menghadirkan esensi kemanusiaan dalam setiap karya mereka.
Pameran Bandung Photography Triennale 2025 ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mengeksplorasi bagaimana visi sintetis memengaruhi cara kita melihat, menciptakan, dan memahami gambar. Pameran ini menampilkan karya-karya dari fotografer dan seniman visual yang berinteraksi dengan AI. Mereka tidak hanya menggunakan AI sebagai alat, tetapi juga sebagai subjek dan inspirasi dalam penciptaan karya.
Seperti yang disampaikan oleh RRI.co.id, acara ini mengajak para pengunjung untuk berpikir kritis tentang masa depan fotografi. Dengan perkembangan AI yang semakin pesat, batas antara foto asli dan gambar yang dihasilkan oleh mesin semakin kabur. Pameran ini mencoba menjembatani kesenjangan tersebut, menunjukkan bagaimana kedua elemen itu dapat saling melengkapi untuk menghasilkan bentuk seni yang baru dan inovatif.
Keterlibatan berbagai pihak, termasuk dosen dari Integrated Arts Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), menambah bobot kredibilitas pameran ini. Keterlibatan ini menegaskan bahwa pameran ini bukan sekadar ajang unjuk karya. Lebih dari itu, pameran ini menjadi forum akademik dan diskusi mendalam tentang isu-isu terkini dalam seni visual dan teknologi.
Pameran ini menjadi ruang eksplorasi bagi para seniman untuk menunjukkan bagaimana imajinasi mereka dapat meledak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan. Mulai dari dokumentasi yang merekam dampak AI pada masyarakat, hingga karya-karya abstrak yang sepenuhnya dihasilkan melalui algoritma. Hal ini membuktikan bahwa kreativitas manusia tidak akan pernah tergantikan, meskipun alat yang digunakan semakin canggih.
Pengunjung pameran tidak hanya disuguhkan dengan visual yang memanjakan mata, tetapi juga diajak untuk merenungkan makna di baliknya. Setiap karya diatur sedemikian rupa untuk menciptakan narasi yang mengalir, membawa audiens pada perjalanan reflektif tentang bagaimana teknologi membentuk persepsi dan realitas kita.
Ajang ini juga menjadi platform penting untuk mendokumentasikan perubahan yang terjadi di dunia fotografi. Mengutip dari https://www.google.com/search?q=Kabarkuningan.pikiran-rakyat.com, pameran ini menjadi bukti bahwa fotografi terus berevolusi. Ia beradaptasi dengan kemajuan zaman tanpa kehilangan identitasnya sebagai medium ekspresi yang kuat.
Pameran ini menjadi perayaan atas kreativitas. Ia mempertemukan seniman, kurator, dan publik dalam satu ruang untuk saling berdialog. Melalui karya-karya yang dipamerkan, mereka mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang kemanusiaan di era digital.

Visi Sintetis dan Interaksi dengan AI
Tema ‘Synthetic Vision’ diangkat karena mencerminkan realitas masa kini, di mana gambar tidak lagi hanya berasal dari kamera. Gambar kini juga bisa lahir dari kode-kode program. Pameran ini mengeksplorasi bagaimana interaksi antara seniman dan AI menciptakan sebuah ‘visi sintetis’. Visi ini merupakan perpaduan antara intuisi manusia dan logika mesin.
Seperti yang diberitakan oleh Destinasibandung.co.id, pameran ini menyoroti bagaimana fotografi di era imaji sintetis. Hal ini menimbulkan tantangan sekaligus peluang. Seniman ditantang untuk menemukan cara-cara baru dalam berekspresi. Di sisi lain, mereka juga diberikan kesempatan untuk menciptakan karya yang sebelumnya tidak mungkin.
Karya yang dipamerkan dalam Bandung Photography Triennale 2025 beragam. Terdapat karya-karya fotografi tradisional yang diproses ulang menggunakan AI, ada juga instalasi interaktif yang merespons gerakan pengunjung, hingga video art yang sepenuhnya dihasilkan oleh AI. Keragaman ini menunjukkan luasnya spektrum eksperimen dalam seni visual.
Pameran ini berhasil menjembatani gap antara teknologi dan seni. Ia menunjukkan bahwa AI bukanlah ancaman, tetapi bisa menjadi mitra kolaborasi yang menarik. Ketika seniman bekerja sama dengan AI, mereka dapat menghasilkan karya yang melampaui batas-batas konvensional.
Salah satu tujuan utama pameran ini adalah untuk menginspirasi generasi muda. Ajang ini mendorong mereka untuk melihat fotografi dari perspektif yang lebih luas. Fotografi bukan hanya tentang merekam momen, tetapi juga tentang menciptakan realitas, memanipulasi citra, dan berinteraksi dengan teknologi baru.
Kurator pameran bekerja keras untuk memilih karya-karya yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki kedalaman konseptual. Setiap karya yang terpilih memiliki cerita unik tentang hubungan antara manusia, teknologi, dan imaji. Hal ini membuat pameran menjadi pengalaman yang memuaskan secara intelektual.
Partisipasi seniman dari berbagai negara juga membuat pameran ini menjadi ajang pertukaran budaya. Melalui karya-karya mereka, pengunjung dapat melihat bagaimana seniman dari belahan bumi yang berbeda memaknai tema ‘Synthetic Vision’ dan merefleksikannya dalam konteks budaya mereka masing-masing.
Pameran ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk tidak pasif. Kita tidak boleh hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga harus menjadi produsen dan kritikus yang sadar akan dampaknya. Fotografi, sebagai medium yang kuat, memiliki peran penting dalam memimpin diskusi ini.
Bandung Photography Triennale 2025 adalah bukti nyata bahwa seni dan teknologi dapat berdialog secara harmonis. Dengan tema ‘Synthetic Vision’, pameran ini tidak hanya menghadirkan karya visual yang memukau. Ia juga membuka percakapan penting tentang masa depan kemanusiaan dan kreativitas di era teknologi.
Bandung Photography Triennale 2025 adalah manifestasi dari bagaimana seni visual beradaptasi dengan lanskap teknologi yang terus berubah. Mengangkat tema ‘Synthetic Vision’, pameran ini berhasil menangkap esensi pergeseran paradigma dalam dunia fotografi, di mana garis antara realitas dan imajinasi buatan menjadi semakin samar. Pameran ini bukan sekadar etalase karya, melainkan sebuah forum pemikiran yang mengajak kita merenung tentang peran kemanusiaan di tengah dominasi teknologi.
Pameran ini juga menunjukkan bahwa AI, alih-alih menjadi ancaman, dapat menjadi kolaborator yang memperkaya kreativitas seniman. Karya-karya yang dipamerkan adalah bukti bahwa ketika manusia dan mesin bekerja sama, hasilnya bisa melampaui batas-batas konvensional. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam evolusi seni visual, menunjukkan bahwa fotografi akan terus relevan dan berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.
Keterlibatan kurator dan seniman dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, memberikan kedalaman konseptual pada setiap karya. Hal ini memastikan bahwa pameran ini tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga kuat secara narasi. Setiap instalasi dan foto yang dipamerkan adalah cerminan dari pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang realitas, memori, dan identitas di era digital.

Pameran ini adalah pengingat penting bagi kita semua untuk terus berpikir kritis tentang teknologi yang kita gunakan. Dengan melihat bagaimana para seniman mengeksplorasi hubungan manusia dengan AI, kita diajak untuk menjadi lebih sadar akan dampak teknologi pada kehidupan sehari-hari. Fotografi, melalui pameran ini, berfungsi sebagai cermin yang merefleksikan kompleksitas era digital.
Secara keseluruhan, Bandung Photography Triennale 2025 adalah sebuah perayaan atas inovasi dan adaptasi. Ia membuktikan bahwa seni tidak akan pernah mati, melainkan akan terus berevolusi. Pameran ini menempatkan Bandung sebagai pusat penting dalam diskusi seni visual di Asia Tenggara.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










