Tambrauw,EKOIN.CO- Kemendikdasmen menggelontorkan dana revitalisasi pendidikan senilai Rp20 miliar untuk membenahi sepuluh sekolah di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya. Program ini menjadi langkah nyata pemerintah dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Gabung WA Channel EKOIN
Revitalisasi pendidikan tersebut digagas Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) sebagai wujud komitmen memperluas kesempatan belajar yang merata bagi anak-anak di pedalaman Papua Barat Daya.
Bupati Tambrauw, Yeskiel Yesnath, menilai langkah pemerintah pusat itu sangat penting bagi masyarakat setempat. Menurutnya, setiap anak di Tambrauw harus memiliki peluang yang sama untuk menikmati pendidikan berkualitas, meski berada di daerah sulit.
Tantangan Pendidikan di Tambrauw
Kabupaten Tambrauw selama ini dihadapkan pada tantangan berat di sektor pendidikan. Kondisi geografis ekstrem dengan medan pegunungan dan akses jalan terbatas membuat banyak anak kesulitan menuju sekolah.
Tak sedikit siswa terpaksa putus sekolah karena jarak tempuh yang jauh dari rumah menuju fasilitas pendidikan. Masalah ini semakin diperparah dengan minimnya infrastruktur sekolah layak dan keterbatasan tenaga pengajar di pedalaman.
“Minimnya infrastruktur sekolah dan keterbatasan tenaga pengajar di daerah pedalaman menjadi masalah utama yang harus segera diatasi,” ujar Bupati Yeskiel.
Pemerintah daerah sebelumnya telah meluncurkan program sekolah berbasis asrama di Distrik Fef. Meski membantu sebagian siswa, program itu belum mampu menjangkau seluruh wilayah yang membutuhkan layanan pendidikan.
Rp20 Miliar untuk Revitalisasi Sekolah
Kemendikdasmen kini melaksanakan revitalisasi terhadap sepuluh sekolah di Tambrauw, yang terdiri atas tiga Sekolah Dasar (SD) dan tujuh Sekolah Menengah Pertama (SMP). Total anggaran yang disiapkan mencapai Rp20 miliar.
Fokus revitalisasi bukan hanya perbaikan fisik sekolah, tetapi juga penyediaan fasilitas belajar modern dan penguatan kualitas tenaga pengajar. Harapannya, proses belajar mengajar bisa lebih kondusif sekaligus meningkatkan mutu pendidikan di daerah 3T.
“Penguatan kualitas guru juga menjadi prioritas agar pendidikan di Tambrauw tidak hanya merata secara akses, tetapi juga berkualitas,” tegas Yesnath.
Selain itu, pemerintah pusat dan daerah berkomitmen melakukan pendampingan berkelanjutan agar revitalisasi benar-benar bermanfaat bagi ribuan anak usia sekolah.
Anggaran tambahan untuk tahun 2025 rencananya akan diverifikasi secara faktual pada Oktober mendatang. Jika tidak memungkinkan, program lanjutan akan difokuskan kembali pada tahun 2026 dengan dukungan kementerian terkait.
Program revitalisasi ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam membangun masa depan pendidikan di Tambrauw. Dengan fasilitas yang lebih baik, anak-anak pedalaman Papua Barat Daya bisa menggapai cita-cita tanpa harus terhambat kondisi geografis.
Revitalisasi pendidikan senilai Rp20 miliar menjadi langkah besar pemerintah memperbaiki kualitas pendidikan di Tambrauw.
Program ini diharapkan mampu menjawab tantangan akses pendidikan di wilayah pedalaman yang sulit dijangkau.
Kolaborasi pemerintah pusat dan daerah akan menentukan keberlanjutan serta efektivitas dari program revitalisasi tersebut.
Jika fasilitas pendidikan semakin merata, maka kesenjangan kualitas belajar di daerah 3T dapat dipersempit.
Dukungan masyarakat dan komitmen guru lokal juga sangat diperlukan agar tujuan jangka panjang pendidikan di Tambrauw benar-benar terwujud. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v