Jakarta, EKOIN.CO – Berita baiknya, sejumlah perusahaan di Indonesia berhasil melampaui usia rata-rata harapan hidup perusahaan yang berkisar 40-50 tahun. Mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah bangsa, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Ketahanan ini menjadi bukti inovasi yang berkelanjutan dan kemampuan beradaptasi di tengah berbagai guncangan politik dan ekonomi.
CNBC Indonesia mencatat setidaknya ada sepuluh perusahaan tertua yang masih eksis dan memainkan peran penting hingga saat ini. Keberadaan mereka menjadi bagian tak terpisahkan dari narasi pembangunan bangsa.
- Pos Indonesia (1746) Berawal dari kebutuhan perdagangan di era kolonial, Gubernur Jenderal VOC Gustaaf Willem Baron van Imhoff mendirikan kantor pos pertama di Batavia pada 26 Agustus 1746. Lembaga ini, yang awalnya dikenal sebagai Posten Telegrafdienst, berhasil memastikan kelancaran aktivitas dagang. Seiring waktu, ekspansinya berlanjut hingga seluruh kota di Indonesia memiliki kantor pos yang saling terhubung. Meskipun kini menghadapi tantangan digitalisasi, Pos Indonesia tetap bertahan, menjadi salah satu perusahaan tertua yang masih beroperasi.
- Bank Rakyat Indonesia (1895) Sejarah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dimulai dari sebuah kepedulian. Pada tahun 1894, Raden Bei Aria Wirjaatmadja tergerak untuk membantu para guru dan petani yang terlilit utang rentenir. Ia kemudian menggunakan uang kas masjid Purwokerto sebesar 4.000 gulden untuk membentuk bank simpan pinjam. Upayanya ini berbuah manis dengan didirikannya De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden pada 16 Desember 1895. Setelah melewati berbagai transformasi, termasuk saat pendudukan Jepang, bank ini akhirnya dinasionalisasi dan dikenal sebagai Bank Rakjat Indonesia, sebuah bank BUMN yang kini menjadi salah satu bank terbesar di tanah air.
- Kimia Farma (1817) Sebagai perusahaan farmasi pertama di Indonesia, Kimia Farma hadir pada tahun 1817 dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Perusahaan ini didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menyediakan obat-obatan modern, khususnya untuk penyakit tropis. Berbagai transformasi signifikan telah dilalui, dari dinasionalisasi pada 1958 menjadi Kimia Farma, hingga menjadi perusahaan publik pada tahun 2001. Saat ini, Kimia Farma terus berkembang dengan diversifikasi produk dan perluasan jaringan apotek di seluruh Indonesia.
- Bank HSBC Indonesia (1884) HSBC, atau Hongkong and Shanghai Banking Corporation, memulai kehadirannya di Batavia pada 1884. Berawal dari peranannya dalam pembiayaan perdagangan gula, bank yang berpusat di Hongkong ini berhasil bertahan dan menyesuaikan diri dengan dinamika pasar Indonesia. Eksistensinya selama lebih dari satu abad menjadikannya salah satu bank yang memiliki sejarah panjang di tanah air.
- Pegadaian (1901) Didirikan pada tahun 1901, Pegadaian hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan akses cepat terhadap dana tunai melalui layanan gadai. Dengan peranannya yang terus berkembang, Pegadaian saat ini menjadi perusahaan BUMN yang menyediakan berbagai layanan keuangan, termasuk pembiayaan dan tabungan emas, yang memberikan solusi finansial bagi masyarakat.
- Semen Padang (1910) Sebagai pabrik semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, NV Nederland Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM) didirikan pada tahun 1910 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Setelah dinasionalisasi oleh Presiden Soekarno pada tahun 1957, perusahaan ini berganti nama menjadi Semen Padang. Sejarah mencatat, semen dari pabrik ini digunakan dalam pembangunan berbagai bangunan ikonik, seperti Monas dan Jembatan Semanggi, yang menjadikannya bagian penting dari modernisasi di Indonesia.
- Sampoerna (1913) Merek rokok legendaris ini didirikan oleh Liem Seeng Tee pada tahun 1913 dengan nama Handel Maatschappij Liem Seeng Tee. Produk andalan mereka, Djie Sam Soe, menjadi sangat populer, bahkan sukses memproduksi hingga 3 juta batang rokok per minggu pada tahun 1940-an. Saat ini, Sampoerna masih menjadi salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia.
- Kapal Api (1927) Berawal dari sebuah inovasi, perusahaan Kapal Api, yang didirikan oleh Go Soe Loet pada tahun 1917, berhasil menjadi raja kopi di Indonesia. Dengan mengemas kopi dalam sachet, Kapal Api tidak hanya menguasai pasar domestik, tetapi juga berhasil mengekspor produknya ke berbagai negara di Asia dan Timur Tengah.
- Multi Bintang Indonesia (1931) Pada tahun 1931, pabrik minuman alkohol pertama di Indonesia, NV Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen, didirikan di Surabaya. Perusahaan ini dikenal lewat produk andalannya, Bir Bintang, yang telah menjadi simbol di industri minuman beralkohol. Dengan berbagai penyesuaian, termasuk perkenalan varian non-alkohol, perusahaan ini terus memimpin industri dan diakui secara internasional.
- Unilever (1933) Unilever, sebagai perusahaan multinasional asal Inggris, mendirikan cabangnya di Indonesia pada 5 Desember 1933 dengan nama Lever Zeepfabrieken N.V. di Angke, Jakarta Utara. Selama lebih dari sembilan dekade, Unilever telah memainkan peran penting dalam menggerakkan ekonomi dan merevolusi gaya hidup masyarakat Indonesia. Kehadiran Unilever tidak hanya lewat produk inovatif, tetapi juga melalui terobosan dalam tata kelola perusahaan dan kepedulian lingkungan, seperti yang terungkap dalam laporan keberlanjutan mereka. Penulis Geoffrey Jones, dalam bukunya Renewing Unilever: Transformation and Tradition (2005), mengatakan, “sulit membayangkan kehidupan dunia tanpa produk Unilever.”