Bekasi, EKOIN.CO – Sepuluh kuliner unggulan yang dikenal murah, unik, dan menggugah selera ramai diburu masyarakat Bekasi dan sekitarnya sepanjang pertengahan tahun 2025. Mulai dari jajanan khas, makanan tradisional, hingga racikan modern kekinian, semuanya ramai diperbincangkan di media sosial dan direkomendasikan oleh banyak food vlogger lokal.
Pusat jajanan malam di beberapa titik seperti Summarecon Bekasi, Pasar Alam Vida, hingga area kuliner Grand Wisata menjadi destinasi utama pencinta kuliner yang ingin mencoba berbagai makanan dengan harga terjangkau namun tetap berkualitas.
Salah satu yang menjadi daya tarik adalah Ayam Geprek Bensu cabang Bekasi, yang tetap ramai dikunjungi berkat level kepedasannya dan harga ekonomis di bawah Rp20 ribu. Selain itu, menu Mie Ayam Baper di Jalan Raya Narogong juga viral karena topping melimpah dan kuah gurih hasil racikan rahasia pemiliknya.
Cemilan kaki lima naik kelas
Berpindah ke segmen jajanan ringan, Pisang Nugget 99 di area Galaxy mengusung konsep street food kekinian dengan lebih dari 15 varian rasa, mulai dari keju matcha hingga tiramisu. “Kami menjaga harga agar tetap bisa dinikmati semua kalangan, mulai dari Rp10 ribu saja,” ujar Fira, pemilik gerai.
Lain halnya dengan Seblak Mamang Roni yang berada di Jatiasih. Racikan kuah gurih pedas dan topping bakso aci, ceker, serta batagor, menjadikan tempat ini favorit anak muda selepas jam kuliah. Dalam satu hari, rata-rata 150 porsi terjual.
Untuk penikmat manis, Kue Cubit Viral di Rawa Lumbu menjadi buruan. Dimasak langsung di depan pembeli, topping-nya mulai dari Oreo hingga KitKat. “Paling ramai jam 4 sore sampai Magrib,” ujar Aji, penjual kue cubit sejak 2021.
Sentuhan khas lokal dan inovasi baru
Salah satu yang menarik perhatian adalah Sate Taichan Galaxy, menawarkan rasa yang tidak biasa karena sambal yang digunakan lebih segar tanpa minyak. Ditambah menu nasi gurih daun jeruk, gerai ini ramai pembeli saat malam hari.
Adapun Bakso Lava Giant di Jalan Kalimalang menyuguhkan bola bakso isi cabai rawit super pedas yang meledak saat disantap. Ukurannya besar, bisa untuk dua orang, dengan harga sekitar Rp25 ribu.
Jika mencari makanan sehat dan ringan, Gado-Gado Mamih di Pondok Ungu bisa jadi pilihan. Menggunakan bumbu kacang asli dan kerupuk buatan sendiri, menu ini sudah diliput kanal YouTube kuliner lokal.
Sementara itu, Roti Bakar Sultan di Perumnas 1 menyajikan roti bakar berlapis topping manis dan asin, seperti Nutella-Mozarella dan Kornet-Keju. Banyak pengunjung datang hingga larut malam.
Melengkapi deretan pilihan unik, Martabak Mini 77 di depan Stasiun Bekasi menarik perhatian karena mengusung konsep mini martabak dengan 12 varian rasa dalam satu box, cukup merogoh kocek Rp30 ribuan.
Kuliner di Bekasi tidak hanya mencerminkan kreativitas, namun juga kemampuan UMKM mengemas rasa lokal dengan sentuhan modern. Keberagaman ini mencerminkan potensi wisata kuliner yang layak didukung lebih luas.
Kombinasi antara harga terjangkau, keunikan rasa, serta inovasi dalam penyajian menjadikan kota Bekasi bukan hanya sebagai penyangga Jakarta, melainkan juga sebagai pusat kuliner urban yang berkembang pesat.
Daya tarik kuliner lokal yang diolah dengan sentuhan modern dapat menjadi kekuatan ekonomi tersendiri jika didorong melalui promosi digital dan dukungan kebijakan.
Pemerintah daerah dan pelaku usaha bisa lebih intensif menggandeng komunitas digital, influencer, serta festival kuliner bulanan agar potensi ini terus berkelanjutan dan mampu meningkatkan ekonomi kreatif.
Sebagai saran, masyarakat disarankan untuk lebih mengenal dan mendukung produk-produk kuliner lokal yang berasal dari wilayahnya sendiri. Melalui hal sederhana ini, roda ekonomi kecil hingga menengah akan terus berputar.
Konsumen juga diharapkan dapat menjaga etika berbelanja kuliner, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan mendukung UMKM yang menjaga kebersihan serta kualitas bahan baku.
Pengembangan kuliner tidak hanya berfokus pada rasa, namun juga pengalaman menyantap makanan dalam suasana yang nyaman dan berkesan. Oleh sebab itu, inovasi tempat dan pelayanan pun menjadi perhatian penting.
Membeli kuliner lokal juga berarti mendukung keberlangsungan bisnis mikro di tengah tantangan ekonomi. Dengan begitu, rasa dan nilai lokal bisa terus lestari dan berkembang secara alami.
Dalam jangka panjang, tren makanan murah, unik, dan berkualitas di Bekasi diharapkan menjadi inspirasi bagi kota lain untuk menciptakan ekosistem kuliner yang inklusif dan berkelanjutan. ( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v