Jakarta, EKOIN.CO – Daftar film terlaris sepanjang masa terus mengalami pergeseran, seiring naik-turunnya tren sinema global dan perilisan film-film baru yang dinantikan publik. Berdasarkan data terbaru dari Box Office Mojo dan IMDb, 10 film berikut mencatatkan pendapatan tertinggi dalam sejarah perfilman dunia.
Di posisi pertama, Avatar (2009) karya James Cameron masih bertahan dengan pendapatan fantastis. Film ini dibintangi Sam Worthington sebagai Jake Sully dan Zoe Saldana sebagai Neytiri, diproduksi oleh 20th Century Fox. Keberhasilannya menembus berbagai pasar global menjadikannya ikon revolusi sinema 3D.
Selanjutnya, Avengers: Endgame (2019) dari Marvel Studios menyusul di peringkat kedua. Diperankan oleh Robert Downey Jr sebagai Tony Stark dan Chris Evans sebagai Steve Rogers, film ini ditutup dengan epik emosional yang membekas di hati para penggemar Marvel selama lebih dari satu dekade.
Tak jauh di belakang, Avatar: The Way of Water (2022) kembali memperlihatkan kekuatan James Cameron dalam membangun dunia sinematik. Film ini mempertemukan kembali karakter Jake dan Neytiri, disutradarai oleh Cameron bersama Rick Jaffa. Visual canggih dan narasi keluarga menjadi daya tarik utama.
Peringkat keempat ditempati oleh Titanic (1997), film klasik yang mempertemukan Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet dalam tragedi ikonik. Film ini tidak hanya mengangkat romansa, tetapi juga mengukir sejarah sebagai salah satu drama paling emosional dan sukses secara komersial.
Dominasi Studio Besar dan Visi Para Kreator
Film kelima dalam daftar ini adalah kejutan besar: Ne Zha 2 (2025), sebuah film animasi dari Tiongkok yang belum dirilis sepenuhnya. Diproduksi oleh Yu Dong dan disutradarai oleh Yang Bing, film ini menunjukkan potensi pasar Asia yang semakin signifikan dalam industri film dunia.
Sementara itu, Star Wars: The Force Awakens (2015) berhasil menempati posisi keenam. Film ini menghidupkan kembali semangat generasi baru melalui karakter Rey (Daisy Ridley) dan Finn (John Boyega), dalam tangan produser Kathleen Kennedy dan sutradara J.J. Abrams.
Di peringkat tujuh ada Avengers: Infinity War (2018), bagian dari saga Marvel Cinematic Universe yang dibangun selama bertahun-tahun. Dengan Chris Hemsworth dan Robert Downey Jr, film ini menawarkan intensitas konflik dan skala semesta yang luar biasa.
Tak kalah sukses, Spider-Man: No Way Home (2021) membawa kejutan besar dengan menggabungkan tiga versi Spider-Man sekaligus. Tom Holland, bersama Zendaya, berhasil membawa penonton kembali ke bioskop setelah pandemi, dalam produksi kolaborasi antara Sony dan Marvel.
Film animasi Inside Out 2 (2024) menyusul di posisi sembilan. Mengangkat kisah lanjutan dari kehidupan Riley dan emosi-emosinya, film ini diproduseri oleh Mark N. Woods dan ditulis oleh Meg LeFauve. Studio Pixar kembali menunjukkan keunggulannya dalam meramu emosi dan logika.
Film dengan Skala Produksi dan Strategi Global
Peringkat ke-10 ditempati Jurassic World (2015), dibintangi oleh Chris Pratt dan Bryce Dallas Howard. Film ini menghidupkan kembali waralaba legendaris dengan nuansa modern dan efek visual spektakuler, yang disutradarai oleh Colin Trevorrow.
Melihat pola dalam daftar ini, terdapat kesamaan mencolok: keterlibatan studio besar seperti Marvel, Pixar, Universal, dan 20th Century Studios. Peran produser berpengaruh seperti Kevin Feige dan James Cameron menjadi kunci keberhasilan proyek-proyek skala besar tersebut.
Selain kualitas cerita, faktor waktu rilis, pemasaran digital global, dan keterlibatan fanbase turut menentukan kesuksesan. Beberapa film bahkan menciptakan momentum tersendiri melalui nostalgia atau eksplorasi dunia sinematik yang luas dan mendalam.
Kehadiran Ne Zha 2 mempertegas kebangkitan kekuatan baru dalam dunia perfilman. Pasar Tiongkok menunjukkan kekuatan komersialnya, memicu Hollywood untuk lebih adaptif terhadap pasar Asia yang terus berkembang.
Peran Teknologi dan Budaya Populer
Teknologi seperti IMAX, 3D, dan efek CGI juga memainkan peran besar dalam menarik penonton ke bioskop. Visualisasi yang memukau, terutama pada film seperti Avatar dan Inside Out 2, memberikan pengalaman sinematik yang tidak bisa tergantikan oleh layar kecil.
Selain itu, film-film ini turut memengaruhi budaya populer global. Kutipan dialog, kostum, hingga gaya hidup para karakternya menjadi tren di kalangan penggemar. Fenomena ini menunjukkan bahwa film bukan hanya hiburan, melainkan juga sarana budaya lintas batas.
Sebagaimana dikutip dari Box Office Mojo dan IMDb, daftar ini akan terus berubah seiring hadirnya film-film baru yang menjanjikan. Penantian terhadap rilisan berikutnya seperti Deadpool & Wolverine atau sekuel Dune menjadi penanda dinamisnya industri ini.
Penting bagi industri perfilman untuk tidak hanya mengandalkan efek visual, tetapi juga membangun narasi yang kuat dan menyentuh. Cerita yang mengandung kedalaman emosional akan lebih mudah diingat dan menciptakan dampak jangka panjang.
Studio besar sebaiknya mulai membuka ruang kolaborasi lintas negara dan budaya. Seperti yang ditunjukkan Ne Zha 2, pasar global kini lebih terbuka terhadap konten non-Barat yang berkualitas dan otentik. Keberagaman adalah masa depan industri ini.
Akhirnya, bagi para penonton, menyaksikan film lebih dari sekadar hiburan visual. Ini adalah perjalanan emosional, sosial, bahkan spiritual. Menjadi penting untuk terus mendukung karya-karya yang membawa pesan kuat, inovasi, dan menyatukan berbagai latar belakang dunia.(*)
